Site icon BLUPPB Karawang | Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya

Manfaatkan Peluang, Bangun Bisnis Sektor Kelautan dan Perikanan

Manfaatkan Peluang, Bangun Bisnis Sektor Kelautan dan Perikanan

Bisnis Sektor Kelautan dan Perikanan – Ir Didik Sudiarso dan Achmad Nizam berbagi pengalaman berbisnis di bidang kelautan dan togel singapore perikanan pada acara Innovative Startup Incubation Class (KINSOV) kelima yang diselenggarakan oleh Direktorat Inovasi dan Ilmu Teknologi (DIKST) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) .

Sebanyak 60 persen sumber daya ikan berada di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP-NRI) di kawasan timur Indonesia. Sementara itu, konsentrasi Unit Pengolahan Ikan (UPI) masih terkonsentrasi di Indonesia bagian barat, khususnya di Pulau Jawa. “Ini tantangan logistik untuk sektor kelautan dan perikanan,” kata Didik, sapaan Direktur PT Kurnia Mitra Makmur.

Selain disparitas sumber daya ikan, kata Didik, ada hal lain yang menjadi tantangan distribusi lokal, yakni biaya logistik yang tidak efisien, kualitas produk yang menurun, dan kurangnya sarana dan prasarana. “Biaya transportasi ekspor lebih murah dibandingkan biaya pengiriman dalam negeri,” jelasnya.

Proses pemasaran slot online resmi produk ikan sendiri dimulai dari budidaya atau perikanan tangkap yang kemudian didistribusikan ke pasar segar atau UPI. UPI kemudian memasok produk ekspor, industri catering, online delivery, pasar modern, restoran dan kafe, hingga hotel.

“Di masa pandemi ini omzet kami turun hingga 30 persen karena biasanya kami menyuplai hotel, tapi sekarang hotelnya kolaps,” ujarnya. Sebagai solusinya, kini perusahaan memproduksi aneka produk beku yang dinilai lebih praktis, karena bisa disiapkan di rumah.

Baca juga: 5 Fungsi Sinar Matahari Bagi Tumbuhan

Menurutnya, bisnis perikanan memiliki potensi yang cukup besar secara nasional. Baik di level makro, sektor industri, logistik, maupun maritim. Belum lagi, lanjut Didik, 10 persen belum diproses. “Ikan yang tadinya bernilai ekonomi rendah, bisa diolah dengan nilai tinggi. Dan start-up yang melengkapi penyimpanan selama pengiriman,” ujarnya.

Produk Perikanan Indonesia di Pasar Amerika

Berbeda dengan Didik yang fokus pada pasar domestik, Achmad Nizam memilih ekspor sebagai segmentasi pasarnya. Selain itu, direktur PT Bahari Mulia Utama telah memilih rajungan sebagai produk utamanya sejak 2015. “Indonesia sangat kaya akan hasil perikanan. Kalau Pak Didik spesialis ikan, saya dapat kepiting,” ujarnya membandingkan.

Menurutnya, butuh kerja keras dan disiplin untuk bisa menembus pasar Amerika. Ini karena Amerika memiliki standar kualitas yang sangat tinggi. Apalagi kepiting merupakan produk yang mudah rusak. Dan produk rajungan milik pria yang akrab disapa Nizam ini merupakan produk pasteurisasi kalengan.

Produk kepiting di laut Indonesia mencapai 65 persen dari slot bet kecil seluruh produk perikanan, dan kepiting terbaik ada di Indonesia. Namun sayangnya standar kualitas di Indonesia kurang baik. Sehingga para importir lebih memilih membeli dari Vietnam, India, hingga Tunisia. “Namun pada akhirnya Amerika tetap mengambil Indonesia karena kepiting kita yang terbaik,” kata Nizam.

Produk rajungan tersebut dibeli langsung dari nelayan dalam jumlah yang cukup melimpah. Namun, setelah dipilah, banyak kepiting yang tidak lulus uji kualitas. Sehingga harus dibuang karena tidak sesuai dengan standar Amerika.

Untuk mengatasinya, perseroan menjual kembali rajungan kelas dua ke pasar dalam negeri. “Namanya Rajungan Legit. Hasilnya juga lumayan. Tapi tujuannya agar limbahnya tidak terlalu terbuang percuma,” jelasnya.

Untuk menembus pasar Amerika, Nizam berbagi cerita bahwa yang terpenting ada permintaan pasar dulu, baru kita bisa menjadi pemasok. Sehingga dibutuhkan dedikasi yang tinggi untuk menjaga kualitas produk. “Produk kami juga spesifik, tidak bisa dijual di tempat umum,” imbuhnya.

Bagi Nizam, belajar menjadi pengusaha harus siap rugi dan tidak bermimpi untuk selalu menang. Karena banyak orang cerewet berbisnis hanya karena melihat produk yang bagus. Padahal menurutnya, diperlukan kedisiplinan yang tinggi agar tidak tergerus oleh kompetitor. “Di bisnis yang saya jalankan misalnya, kompetitor kita tidak hanya di Indonesia. Tapi di negara lain standarnya tinggi,” ujarnya. (ya/id)

Exit mobile version